Jemputan Sekolah

Sedikit ceruk bisnis rumahan dan di kelola secara praktis oleh ibu-ibu kekinian, tidak ada yang salah jika kita coba untuk menggali bisnis ini. Berawal dari isi garasi rumah yang lebih sering diam, karena sang suami enggan menggunakan mobil untuk transport ke kantor. Lebih gampang naik angkutan umum, katanya. Klise ‘macet bikin capek’ mo di jual juga sayang asset keluarga. Anak2 mulai sekolah juga perlu transport tiga anak lagi.

Atas ijin suami saya pun memberanikan diri untuk menggunakan si “Bonc” (sebutan untuk APV kami) mengantar tiga buah hati ku kesekolah gak jauh kok kira2 7km lah. Dari Perumahan Kelapa Dua ke SD Islam Terpadu Granada, Tangerang, melalui perumahan elit Islamic Village. Seiring berjalannya waktu ngak efisien juga kalau tiap hari hanya mengantar anak2 sendiri, perlu Premium dan Olie tentunya. Harus ada terobosan untuk melakukan penghematan. Apa ya? ngasih tumpangan ke tetangga yang kebetulan arah sekolahnya berdekatan. Sepertinya gayung pun bersambut beberapa tetangga memberikan respon yang baik merasa terbantu akhirnya memberikan tambahan belanja Premium setiap minggunya.

Atas usulan beberapa temen untuk di buat sungguh2 ada tariff, kapasitas seat, ontime, jadwal, dan rute yang harus di lalui dan standard pelayanan. Oke, saya dibantu oleh suami gimana sich membuat system tarif, kapasitas seat, jadwal dan semua yang berkaitan dengan bisnis jemputan sekolah.

Tarif, komponen yang harus dihitung yaitu:

1. Investasi kendaraan
2. Operasional
3. Driver / operator
4. Parkir
5. Fee untuk sekolah
6. Fee untuk keluar masuk komplek perumahan

Setelah ketemu rupiahnya kita bagi kapasitas seat, ketemu lah tarif perseatnya.

Jadwal, tentunya mengikuti kalender akademik masing2 sekolah. Hari Sabtu libur, jika ada kegiatan yang mengharuskan pada hari sabtu maka ada tarif terpisah.

Rute, pagi, door to door dan sebelum jam 07, harus sudah sampai di sekolah dan siang dari sekolah ke rumah masing2 dan yakin di rumah ada yang menerima anak tersebut.

Kini, kapasitas seat kami ada 28 terisi secara full. Ada selisih keuntungan yang di dapat dari kegiatan ini? Ada tentunya, gak banyak yach masak sich mau pasang tariff mahal2 ke temen2 nya anak sendiri.

Kendala, perlunya pendekatan secara humanis mengingat yang di bawa adalah anak2, kenal dengan ortunya juga harus bisa menyelami kondisi anaknya. Perlunya kerja sama dengan sekolah agar informasi akademik bisa up to date. Hafal dan harus di hafal oleh pihak keamanan sekolah. Pun juga harus hapal dan di hapal oleh pihak keamanan komplek perumahan. Kemacetan dan kendala jalan raya.